Renungan dan Hikmah : Ratapan Rohingya




ORANG-orang di dunia dikejutkan dengan sebuah tindakan heroik yang akan selalu dicatat oleh sejarah. Diingat oleh zaman dan dikenang oleh anak cucu peradaban.
Kebangkitan ukhuwah Islamiyah telah hadir. Memecah nasionalisme ketika hati batu hanya menghalau yang teraniaya. Menunjukkan kepada dunia bahwa ukhuwah ini tak ada sekat. Mereka yang berani bertindak atas ukhuwah yang tak perlu didengungkan tapi dibuktikan bahwa deritamu adalah kepiluanku saudaraku Rohingya.
Siapa orang-orang pemberani itu? Yang meruntuhkan simbol kesombongan teritorial? Siapa manusia-manusia berhati langit itu yang tak patuh pada kezaliman? Siapa pejuang-pejuang kebenaran itu yang bergerak menunjukkan ukhuwah melawan arus perintah yang zalim? Siapa sumbu ukhuwah yang membangkitkan ribuan hati relawan kemanusiaan?
Selamat kepadamu wahai pemilik rencong ‘BA’, SIN, MIM, LAM,HA ‘!
Selamat kepadamu wahai putra-putri pemberani Iskandar Muda!
Selamat kepadamu wahai tanah rahim Cut Nyak Dien!
Selamat kepadamu wahai putra-putri pejuang Tuanku Tengku Umar!
Selamat kepadamu wahai putra -putri tanah ulama!
Tak ada yang menggerakkan mereka selain seruan takbir dan doa orang-orang lemah, sekarat dan terombang ambing di laut tanpa harapan.
Pengungsi Rohingnya asal Myanmar bahkan terpaksa meminum air kencing sendiri dalam upaya bertahan hidup! Wanita dan anak-anak tewas berebut makanan. Ribuan pengungsi asal Myanmar berada di tengah laut akibat ditolak berlindung di negara-negara di ASEAN. Lebih dari 120 ribu warga minoritas muslim Myanmar telah naik perahu ke negara-negara lain dalam upaya melarikan diri dari Myanmar.
 
 Inilah mereka saudara dari tanah para pejuang, yang melakukan revolusi ukhuwah tanpa ketakutan. Keberkahan dan kemuliaanlah untuk mereka di tanah Serambi Mekah, Aceh. Kau adalah simbol revolusi ukhuwah yang bangkit melawan kekeringan moral zaman.
Tak ada yang menggerakkanmu selain seruan takbir dan doa orang -orang lemah, sekarat dan terombang ambing di laut tanpa harapan.






Peristiwa datangnya pengungsi saudara kita dari Rohingnya adalah ujian dari Allah. Seakan Allah menuntut bukti mana imanmu sebagai seorang muslim?

Seakan Allah mengatakan: Mana nikmat rasa aman yang telah Aku berikan kepadamu? Apakah engkau merasa nyaman kalau dibantai seperti mereka lalu kamu cari tempat pengungsian dan ditolak di mana-mana?

Lebih lanjut, Allah seakan mengatakan: bukankah kamu orang Islam? Pemimpinmu juga orang Islam? Tapi mengapa kamu keberatan menerima saudaramu seiman yang minta bantuanmu?

Secara kemanusiaan saja itu sudah wajib membantu apalagi sesama iman? Iman apaan yang kamu punya? Bukankah negeri yang kamu pimpin itu dariKu?

Bukankah kamu jadi pemimpin karena Aku yang mengizinkan? Bukankan setiap hari kamu baca Al Quran? Bukankah dalam Al Quran ada perintah bahwa kamu wajib bersaudara? Bukankah sudah Aku tegaskan bahwa imanmu tidak ada gunanya kalau kamu tidak bersaudara?

Dengarkan Aku berfirman: "innamal mu'minuuna ikhwatun".Lebih lanjut Allah seakan mengatakan: suatu saat kalian akan kembali kepadaKu. Lalu akan Aku minta pertanggungjawaban atas kepemimpinan yang kamu lakukan. Jangan mengira Aku lalai. Aku tetap memantau apa yang kamu kerjakan.

Dengarkan Aku berfirman: inna rabbaka labil mirshaad. Lebih lanjut seakan Allah berkata: Aku bisa membuat kamu hancur seperti kaum Aad dan Tsamud. Atau minimal seperti mereka yang menderita. Jangan merasa hebat.



Mereka datang ke negerimu itu atas izin Aku untuk menguji iman kalian. Sekarang kelihatan bahwa imanmu sebagai pemimpin tidak jelas.
Allah Tuhan Pemilik Langit dan Bumi menunjukkan kuasaNya dalam jejak-jejak pemberani nelayan Aceh. Keberkahan bagimu wahai saudara di tanah Serambi Mekkah.
Inilah saudara kita Rohingya yang terbuang. Yang ditekan. Yang terkatung-katung dalam derita tiada akhir tanpa tanah lahir, perlindungan dan masa depan. Yang jasadnya di laut menjadi saksi kemanusiaan yang pudar. Semoga Allah mengampuni atas kelemahan ukhuwah kita yang sekarat.
Inilah saudara kita Rohingya yang tangis dan teriakannya keluar dari mulut yang kehausan, kelaparan, dan kesakitan.
Mereka yang diberi gelar manusia perahu, pengungsi Myanmar, imigran gelap adalah saudara kita yang lemah dan tertindas, Rohingya.
Anak-anak kurus, wanita tangguh dalam ujian kelaparan dan ibu penuh air mata mengiklaskan kematian di depan mata, para lelaki yang sekarat, simbol muhajirin abad ini. Mereka adalah kehormatan kita, ukhuwah yang perlu pembuktian.
Dan saudaraku di tanah Serambi Mekah, kau adalah simbol Anshar abad ini. Segala puji bagi Allah untuk inspirasi ini. Semoga anak turunanku diberi kesempatan bertaut rahim di tanah Aceh.
Mari bertakbir menyongsong lahirnya simbol revolusi ukhuwah Islamiyah abad ini, Aceh dan Rohingya .
Allahu Akbar! Allahu Akbar! Allahu Akbar!

Sumber:

0 komentar:

Posting Komentar

Instagram

www.instagram.com/alda.aladawiyah

Twitter

@AldaAvibra

Like us